Kadang Disitu Saya Merasa...
Ketika teringat
sabda, “Setiap anak Adam pasti akan mengalami zina; mata, telinga,
tangan, kaki, dan hati.” Di situ, sering saya merasa sedih.
Ketika mata ini lebih sering tergunakan untuk melihat yang haram
daripada merenung-mentafakkuri kebesaran-Nya. Di situ, sering saya
merasa sedih.
Ketika telinga ini lebih banyak mendengar musik daripada lantunan
ayat Al-Quran, ghibah daripada sirah, dan curhatan gadis daripada
hadits. Di situ, sering saya merasa sedih.
Ketika mulut ini lebih banyak berkata tak baik daripada yang baik,
lebih sering memvonis-fitnah daripada ceramah-dakwah. Di situ, sering
saya merasa sedih.
Ketika tangan ini lebih lincah melakukan maksiat, tetapi teramat
kaku dalam memerangi kezhaliman. Di situ, sering saya merasa sedih.
Ketika kaki ini lebih cepat melangkah saat menuju tempat hiburan,
tetapi lambat bahkan berat saat dilangkahkan menuju Masjid untuk
shalat. Di situ, sering saya merasa sedih.
Ketika hati ini lebih sering berangan-angan tentang kemegahan
dunia, daripada bersyukur atas apa yang telah ada. Di situ, sering
saya merasa sedih.
Ketika persangkaan orang lain terhadap diri ini terlampau baik
daripada siapa diri ini sebenarnya. Di situ, sering saya merasa
sedih.
Ketika hati ini merasa besar saat dipuji orang lain, ujub dan
berbangga diri; terlupa bahwasanya semua adalah kehendak Allah. Di
situ, sering saya merasa sedih.
Ketika mengaku ummat Nabi, mengaku cinta Nabi, tetapi diri ini
kepayahan dalam melaksanakan sunnahnya. Di situ, sering saya merasa
sedih.
Ketika berkata, “Aku selalu berbaik sangka kepada Allah”
tetapi sering merasa tak terima saat kehendak-Nya tak sesuai rencana.
Di situ, sering saya merasa sedih.
Ketika suatu waktu, harta lebih kupentingkan daripada Allah dan
Rasul-Nya. Di situ, sering saya merasa sedih.
Ketika teringat, bahwa banyak nikmat-Nya kudustakan, daripada aku
syukuri. Di situ, sering saya merasa sedih.
EmoticonEmoticon